Wednesday, February 18, 2009

Pengalaman vs Teori

Ada sebuah perbedaan nyata antara 'pengalaman' dan 'teori'. Dalam istilah filsafat, dikenal dengan istilah 'teologi' dan 'theurgy'. Teology, adalah 'ilmu yang memperbincangkan tentang KeTuhanan' sedangkan Theurgy adalah 'ilmu yang mempelajari pengalaman KeTuhanan'. Apakah ini berbeda? Jelas berbeda!

Dalam teology, kita hanya berdiskusi dan berbicara, bincang-bincang mengenai Tuhan. Konon katanya, Tuhan begini, dan Tuhan itu begitu. Sedangkan dalam theurgy, perbincangan atau diskusi dihentikan - mari kita berhenti bicara, dan mari kita 'mengalami Tuhan'.

Kita bicara mengenai Tuhan yang dialami oleh Jesus, dialami oleh Buddha, dan dialami oleh Muhammad, serta dialami juga oleh para orang suci dari pelbagai disiplin ilmu metafisika serta agama, dan juga sistem kepercayaan lainnya. Maka Tuhan menurut Jesus adalah ini, sedangkan Tuhan menurut Buddha adalah ini, dan Tuhannya Muhammad adalah seperti ini. Mereka - para pengikutnya - mempelajari apa yang dituliskan oleh beliau-beliau (atau dituliskan oleh para sahabat/pengikut awal mereka) mengenai pengalaman keTuhanan orang-orang besar tersebut, kemudian diformulasikan menjadi sebuah 'doktrin' dan 'dogma' agama.

Secara sederhana, teologi ibarat ilmu yang berbicara mengenai 'teori berenang'. Teologi berbicara mengenai pengalaman orang-orang yang bisa 'berenang dalam Samudera Ilahi'. Sedangkan theurgy, mengajak manusia untuk 'masuk ke dalam air dan langsung belajar untuk berenang'. Yang satu bicara mengenai pengalaman, yang satu tidak banyak bicara dan langsung mengajak kita untuk 'turut mengalami'. Yang satu adalah 'teori', yang satu adalah 'praktek'.

Apa bedanya antara mereka yang 'pandai/hafal teori renang' dan mereka yang 'bisa berenang'? Banyak. Bahkan, bisa sangat amat fatal - antara hidup dan mati. Seorang ahli 'teori renang' (theology) bisa 'mati tenggelam' ketika dia tercebur di lautan - karena dia hanyalah pandai teori namun tidak menguasai praktek daripada ilmu renang!

Sedangkan ahli renang (theurgy) bisa jadi tidak (atau belum) menguasai teori renang, namun ketika saatnya tiba - ia dapat menyelamatkan nyawanya karena ia mampu dan bisa untuk 'bergerak di air'.

Ajaibnya, seseorang bisa saja menghafalkan beragam teori tentang ilmu berenang, namun tanpa memiliki kemampuan untuk 'praktek renang'. Sedangkan untuk seorang ahli renang, dia tidak butuh banyak teori - karena dia sudah 'terlatih' dalam ilmu tersebut, sehingga sanggup menyelamatkan nyawanya ketika perahu pecah dan semua penumpangnya terjatuh ke dalam air.

Theology hanyalah 'bicara-bicara' sedangkan Theurgy adalah 'prakteknya'.

Dari manakah kita mengambil ilmu agama kita; dari para pendeta, ulama, atau ustadz yang hanya 'ahli teori' (jago bicara tentang Tuhan tanpa pernah bertemu dengan Tuhan) atau dari seorang yang mungkin tidak banyak bicara namun memang 'menguasai ilmunya' (sudah pernah bertemu dengan Tuhan, dan dapat 'melatih' atau 'mengajarkan' kita bagaimana cara untuk bertemu denganNya).

No comments:

Post a Comment